I.
Pendahuluan
Kemajuan di bidang teknologi pendidikan (educational
technology), maupun teknologi pembelajaran (instructional technology) menuntut
digunakannya berbagai media pembelajaran (instructional media) serta
peralatan-peralatan yang semakin canggih (sophisticated). Boleh
dikatakan bahwa dunia pendidikan dewasa ini hidup dalam dunia media, di mana
kegiatan pembelajaran telah bergerak menuju dikuranginya sistem penyampaian
bahan pembelajaran secara konvensional yang lebih mengedepankan metode ceramah,
dan diganti dengan sistem penyampaian bahan pembelajaran modern yang lebih
mengedepankan peran pebelajar dan pemanfaatan teknologi multimedia. Lebih-lebih
pada kegiatan pembelajaran yang menekankan pada kompetensi-kompetensi yang
terkait dengan keterampilan proses, peran media pembelajaran menjadi semakin
penting.
II.
Kajian Teori
A.
Definisi Multi Media
William Ditto (2006) menyatakan
definisi multimedia dalam ilmu pengetahuan mencakup beberapa aspek yang
saling bersinergi, antara teks, grafik, gambar statis, animasi, film dan suara.
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa penggunaan multimedia dalam pembelajaran
menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Penelitian tersebut
antara lain yang dilakukan oleh Francis M. Dwyer. Hasil penelitian ini
antara lain menyebutkan bahwa setelah lebih dari tiga hari pada umumnya manusia
dapat mengingat pesan yang disampaikan melalui tulisan sebesar 10 %, pesan
audio 10 %, visual 30 % dan apabila ditambah dengan melakukan, maka akan
mencapai 80 %. Berdasarkan hasil penelitian ini maka multimedia interaktif (user
melakukan) dapat dikatakan sebagai media yang mempunyai potensi yang sangat
besar dalam membantu proses pembelajaran.
Dalam
perkembangannya multimedia dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu
multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu
multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun di dalamnya.
Sifatnya sekuensial atau berurutan dan durasi tayangannya dapat diukur. Film
dan televisi termasuk dalam kelompok ini.
Sedangkan
multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat
memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Ciri khasnya, multimedia
ini dilengkapi dengan beberapa navigasi yang disebut juga dengan graphical
user interface (GUI), baik berupa icon maupun button, pop-up
menu, scroll bar, dan lainnya yang dapat dioperasikan oleh user
untuk sarana browsing ke berbagai jendela informasi dengan bantuan
sarana hyperlink. Penerapan multimedia interaktif ini didapat pada
multimedia pembelajaran serta aplikasi game. Multimedia interaktif tidak
memiliki durasi karena lama penayangannya tergantung seberapa lama pengguna
mem-browsing media ini.
B.
Multimedia Dalam Pembelajaran
Multimedia telah mengalami
perkembangan konsep sejalan dengan berkembangnya teknologi pembelajaran. Ketika
teknologi komputer belum dikenal, konsep multimedia sudah dikenal yakni dengan
mengintegrasikan berbagai unsur media, seperti: cetak, kaset audio, video dan
slide suara. Unsur-unsur tersebut dikemas dan dikombinasikan untuk menyampaikan
suatu topik materi pelajaran tertentu. Pada konsep ini, setiap unsur media
dianggap mempunyai kekuatan dan kelemahan. Kekuatan salah satu unsur media
dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan media lainnya. Misalnya, penjelasan yang
tidak cukup disampaikan dengan teks tertulis seperti cara mengucapkan sesuatu,
maka dibantu oleh media audio. Demikian juga materi yang perlu visualisasi dan
gerak, maka dibantu dengan video.
C.
Fungsi Multimedia Dalam Pembelajaran
Manfaat media
pendidikan dalam proses belajar menurut Hamalik (1986) antara lain sebagai
peletakkan dasar-dasar yang kongkrit dalam berfikir untuk mengurangi
‘verbalisme’, memperbesar minat siswa, membuat pelajaran lebih menyenangkan
sehingga berdampak kepada hasil pembelajaran yang lebih memuaskan.
Multimedia
dalam pembelajaran dapat digolongkan kedalam tiga karakteristik. Pertama,
multimedia digunakan sebagai salah satu unsur pembelajaran di kelas. Misal jika
guru menjelaskan suatu materi melalui pengajaran di kelas atau berdasarkan
suatu buku acuan, maka multimedia digunakan sebagai media pelengkap untuk
menjelaskan materi yang diajarkan di depan kelas. Multimedia dengan jenis ini
dinamakan juga dengan ‘presentasi pembelajaran’. Materi yang ditayangkan tidak
terlalu kompleks dan hanya menampilkan beberapa item yang dianggap penting,
baik berupa teks, gambar, video maupun animasi. Latihan dan tes kurang cocok
diletakkan pada presentasi pembelajaran ini, kecuali bersifat quiz guna
membangun suasana kelas agar lebih dinamis.
Kedua,
multimedia digunakan sebagai materi pembelajaran mandiri. Pada tipe kedua ini
multimedia mungkin saja dapat mendukung pembelajaran di kelas mungkin juga
tidak. Berbeda dengan tipe pertama, pada tipe kedua seluruh kebutuhan
instruksional dari pengguna dipenuhi seluruhnya di dalam paket multimedia.
Artinya seluruh fasilitas bagi pembelajaran, termasuk latihan, feedback dan tes
yang mendukung tujuan pembelajaran disediakan di dalam paket.
Ketiga,
multimedia digunakan sebagai media satu-satunya di dalam pembelajaran. Dengan
demikian seluruh fasilitas pembelajaran yang mendukung tujuan pembelajaran juga
telah disediakan di dalam paket ini. Paket semacam ini sering disebut CBL
(Computer Based Learning).
D.
Keunggulan Multimedia Dalam Pembelajaran
Bates (1995)
menekankan bahwa diantara media-media lain, interaktivitas multimedia atau
media lain yang berbasis komputer adalah yang paling nyata (overt).
Interaktivitas nyata di sini adalah interaktivitas yang melibatkan fisik dan
mental dari pengguna saat mencoba program multimedia. Sebagai perbandingan
media buku atau televisi sebenarnya juga menyediakan interaktivitas, hanya saja
interaktivitas ini bersifat samar (covert) karena hanya melibatkan
mental pengguna.
Interaktivitas
secara fisik dalam multimedia pembelajaran bervariasi dari yang paling
sederhana hingga yang kompleks. Interaktivitas sederhana misalnya menekan keyboard
atau melakukan klik dengan mouse untuk berpindah halaman (display)
atau memasukkan jawaban dari suatu latihan yang diberikan oleh komputer.
Interaktivitas yang komplek misalnya aktivitas di dalam suatu simulasi
sederhana di mana pengguna bisa mengubah-ubah suatu variabel tertentu atau di
dalam simulasi komplek di mana pengguna menggerakkan suatu joystick untuk
menirukan gerakan mengemudikan pesawat terbang.
Keunggulan
multimedia di dalam interaktivitas adalah media ini secara inheren mampu
memaksa pengguna untuk berinteraksi dengan materi baik secara fisik dan mental.
Tentu saja kemampuan memaksa ini tergantung pada seberapa efektif instruksi
pembelajaran mampu menarik pengguna untuk mencoba secara aktif pembelajaran
yang disajikan. Sebagai contoh adalah program multimedia pembelajaran yang
berisi materi mengenai oscilloscope[1]
yang ditunjukkan pada gambar.6 di bawah ini. Dengan menggunakan multimedia
pembelajaran pengguna akan diajak secara langsung mencoba dan menggunakan
simulasi oscilloscope yang tersedia. Berbeda halnya jika materi yang
sama disajikan dengan buku atau video. Dalam hal ini pengguna hanya pasif
(secara fisik) melihat bagaimana cara menggunakan oscilloscope
ditampilkan. Aktivitas mental ( pengguna menyerap cara menggunakan dan mengatur
oscilloscope) mungkin terjadi akan tetapi aktivitas fisik (dalam hal ini
mencoba sendiri cara mengatur oscilloscope) tidak terjadi. Dengan kata
hal lain – dalam hal suatu simulasi – dengan menggunakan multimedia
pembelajaran pengguna akan mencoba secara langsung bagaimana sesuatu terjadi.
Selanjutnya Fenrich
(1997) menyimpulkan keunggulan multimedia pembelajaran antara lain:
1) Siswa dapat
belajar sesuai dengan kemampuan , kesiapan dan keinginan mereka. Artinya
pengguna sendirilah yang mengontrol proses pembelajaran.
2) Siswa belajar
dari tutor yang sabar (komputer) yang menyesuaikan diri dengan kemampuan
dari siswa.
3) Siswa akan
terdorong untuk mengejar pengetahuan dan memperoleh umpan balik yang seketika.
4) Siswa menghadapi
suatu evaluasi yang obyektif melalui keikutsertaannya dalam latihan/tes yang
disediakan.
5) Siswa menikmati
privasi di mana mereka tak perlu malu saat melakukan kesalahan.
6) Belajar saat
kebutuhan muncul (“just-in-time” learning).
7) Belajar kapan
saja mereka mau tanpa terikat suatu waktu yang telah ditentukan.
Di samping itu, multimedia pembelajaran dapat
juga unggul dalam hal :
a. Memperbesar
benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, electron.
b. Memperkecil benda
yang sangat besar, yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah,
rumah, gunung.
c. Menyajikan
benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat,
seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet,
berkembangnya bunga.
d. Menyajikan
benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju.
e. Menyjikan benda
atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, racun.
f. Meningkatkan
daya tarik dan perhatian siswa
III.
Pembahasan
Heinich, dkk (1982) mengartikan
istilah media sebagai “the term refer to anything that carries information
between a source and a receiver”. Sementara media pembelajaran dimaknai
sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar. Batasan
tersebut terungkap antara lain dari pendapat-pendapat para ahli seperti Wilbur
Schramm (1971), Gagne dan Briggs (1970). Dari pendapat para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa setidaknya mereka sependapat bahwa: (a) media merupakan wadah
dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran
atau penerima pesan tersebut, dan (b) bahwa materi yang ingin disampaikan
adalah pesan pembelajaran, dan (c) bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah
terjadinya proses belajar.
Yusufhadi
Miarso (1985) memberikan batasan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Batasan
yang sederhana ini memiliki arti yang sangat luas dan mendalam, mencakup
pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk
tujuan pembelajaran.
Konsep multimedia
pembelajaran bukan sekadar penggunaan media secara majemuk untuk pencapaian
kompetensi tertentu, namun mencakup pengertian perlunya integrasi berbagai
jenis media yang digunakan dalam suatu penyajian yang tersusun secara baik
(sistemik dan sistematik). Masing-masing media dalam teknologi multimedia ini
dirancang untuk saling melengkapi sehingga secara keseluruhan media yang
digunakan akan menjadi lebih besar peranannya dari pada sekedar penjumlahan
dari masing-masing media. Dengan demikian teknologi multimedia yang dimaksud dalam
tulisan ini tidak semata-mata penggunaan berbagai media secara bersamaan, namun
mensyaratkan atau identik dengan multimedia
pembelajaran yang berbasis komputer, interaktif dan pembelajaran
mandiri. Dengan multi yang berbasis komputer juga terkandung sifat interaktif
antara siswa dengan media secara individual. Maka konsep teknologi multimedia
selalu berkonotasi atau identik dengan media pembelajaran yang berbasis
computer, interaktif dan mandiri.
Bentuk-bentuk
teknologi multimedia yang banyak digunakan di kelas/sekolah adalah kombinasi
multimedia dalam bentuk satu kit (perangkat) yang disatukan. Satu perangkat
(kit) multimedia adalah gabungan bahan-bahan pembelajaran yang meliputi lebih
dari satu jenis media dan disusun atau digabungkan berdasarkan atas satu topik
tertentu. Perangkat (kit) ini dapat mencakup slide, film, suara, gambar diam,
grafik, peta, buku, chart, dan lain-lain menjadi satu model. Misalnya: CD
pembelajaran atau CD interaktif.
Sejumlah
karakteristik yang menonjol dari multi media di antaranya adalah: (1) small
steps, (2) active responding, dan (3) immediate feedback. (Burke, dalam Pramono, 1996:19).
Sementara Elida dan Nugroho (2003:111) yang mengutip Roblyer dan Hanafin
mengidentifikasi adanya 12 karakteristik TM yaitu: (1) dirancang berdasarkan
kompetensi/tujuan pembelajaran, (2) dirancang sesuai dengan karakteristik pebelajar,
(3) memaksimalkan interaksi, (4) bersifat individual,(5) memadukan berbagai
jenis media, (6) mendekati pebelajar secara positif, (7) menyiapkan
bermacam-macam umpan balik, (8) cocok dengan lingkungan pembelajaran, (9)
menilai penampilan secara patut, (10) menggunakan sumber-sumber komputer secara
maksimal, (11) dirancang berdasarkan prinsip desain pembelajaran, (12) seluruh
program sudah dievaluasi.
Dengan melihat sejumlah
karakteristiknya, maka multimedia pembelajaran memiliki sejumlah manfaat di
antaranya: (1) mengatasi kelemahan pada pembelajaran kelompok maupun
individual, (2) membantu menjadikan gambar atau contoh yang sulit didapatkan di
lingkungan sekolah menjadi lebih konkrit, (3) memungkinkan pengulangan sampai
berkali-kali tanpa rasa malu bagi yang berbuat salah, (4) mendukung
pembelajaran individual, (5) lebih mengenal dan terbiasa dengan komputer, (6)
merupakan media pembelajaran yang efektif, (7) menciptakan pembelajaran yang “enjoyment”
atau “joyful learning”.
Berbicara
multimedia adalah identik dengan pembelajaran dengan komputer, mandiri dan
interaktif. Pembelajaran berbasis Multimedia, dimaksudkan adalah model atau
produk desain pembelajaran yang secara sengaja didesain dan dikembangkan dengan
teknologi multimedia sebagai basis guna memfasilitasi dan memudahkan belajar. Multimedia pembelajaran yang sekarang
ada merupakan aplikasi dari Pembelajaran Berprograman (Programmed Instruction) yang merupakan produk/temuan spektakular dari Skinner, atau yang oleh
AECT dikenal dengan Pembelajaran Arah Diri (Individually Prescribe
Instruction) (AECT, 1977: 204). Dengan Multimedia pembelajaran sangat
dimungkinkan perhatian dan partisipasi peserta didik dapat ditingkatkan. Criswell (1989:1) menggunakan
istilah PBK (Pembelajaran Berbasis Komputer). Ia mengemukakan: ….to any use
of computer to present instructional material, provide for active participation
of the student action. Very simply, the goal of Computer-Based Instruction
(CBI) is to teach.
Dengan Multimedia pembelajaran ini
memungkinkan terjadinya interaksi interaksi yang ekstensif antara komputer
sebagai perangkat kerasnya dengan pebelajar, artinya pada saat yang bersamaan,
pebelajar dapat berinteraksi dengan multimedia lewat komputer. Dalam Multimedia pembelajaran dapat
melakukan interaksi langsung secara individual dengan komputer. Multimedia pembelajaran pada
umumnya dikembangkan secara linear atau branching. Multimedia pembelajaran model linear
disebut juga Skinnerian Program, yang menggunakan langkah-langkah
belajar yang kecil dan penguatan langsung dengan jawaban benar adalah cara
terbaik untuk belajar. Dalam Skinnerian program ini, pebelajar melakukan
kegiatan belajar menggunakan prinsip maju berkelanjutan melalui penguasaan
kompetensi dalam pembelajaran, bergerak dari satu frame atau unit pembelajaran
ke unit pembelajaran berikutnya. Sedangkan dalam model branching, desain
pembelajaran menyediakan sejumlah cara yang dapat dilalui oleh pebelajar dalam
mengikuti pembelajaran, agar dapat berpindah dari satu unit pembelajaran, ke
unit pembelajaran berikutnya.
IV. Kesimpulan
Multimedia
adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih yang terdiri dari teks,
grafis, gambar, audio, video, dan animasi secara terintegrasi. multimedia
terbagi menjadi dua kategori yaitu : multimedia linier dan multimedia
interaktif.Penggunaan teknologi multimedia yang menekankan kepada unsur
pembelajaran interaktif telah membawa persepsi baru dalam era penggunaa
komputer dalam bidang pendidikan. Multimedia terdiri dari beberapa objek, teks,
grafik, dan image, bunyi, dan video.
Multimedia
mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh media lain. Keistimewaan
tersebut adalah :Multimedia menyediakan proses interaktif dan memberikan
kemudahan timbal balik, artinya Multimedia memberikan kebebasan kepada
peserta didik dalam menentukan topik proses belajar dan multimedia memberikan
kemudahan kontrol yang sistematik dalam proses belajar.
secara umum
manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik,
interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat
ditingkatkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Barton, R. Teaching Secondary Science with ICT.
London: Open University Press, 2004.
Bates, A.W. Technology, Open Learning And Distance
Education. London: Routledge, 1995.
Fenrich, P. Practical Guidelines For Creating
Instructional Multimedia Applications. Forth Worth : The Dryden Press 1997.
Panduan Pembuatan Multimedia Pembelajaran; Depdiknas, 2007
Pramono, Gatot. Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran.
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, Departemen Pendidikan
Nasional, 2008
Rembuk Nasional Pendidikan Pemantapan Pencapaian
Target Renstra 2005-2009_files.
Ditto, William. Multimedia, Encarta
Premium DVD Ensiclopedia 2006
0 komentar:
Posting Komentar